Thursday, November 21, 2013

EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA



Dalam berbagai wacana selalu terungkap bahwa telah menjadi kesepakatan bangsa adanya empat pilar penyangga kehidupan berbangsa dan bernegara bagi negara-bangsa Indonesia. Bahkan beberapa partai politik dan organisasi kemasyarakatan telah bersepakat dan bertekad untuk berpegang teguh serta mempertahankan empat pilar kehidupan bangsa tersebut. Empat pilar dimaksud dimanfaatkan sebagai landasan perjuangan dalam menyusun program kerja dan dalam melaksanakan kegiatannya. Hal ini diungkapkan lagi oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada kesempatan berbuka puasa dengan para pejuang kemerdekaan pada tanggal 13 Agustus 2010 di istana Negara.

Empat pilar tersebut adalah (1) Pancasila, (2) Undang-Undang Dasar 1945, (3) Negara Kesatuan Republik Indonesia dan (4) Bhinneka Tunggal Ika. Meskipun hal ini telah menjadi kesepakatan bersama, atau tepatnya sebagian besar rakyat Indonesia, masih ada yang beranggapan bahwa empat pilar tersebut adalah sekedar berupa slogan-slogan, sekedar suatu ungkapan indah, yang kurang atau tidak bermakna dalam menghadapi era globalisasi. Bahkan ada yang beranggapan bahwa empat pilar tersebut sekedar sebagai jargon politik. Yang diperlukan adalah landasan riil dan konkrit yang dapat dimanfaatkan dalam persaingan menghadapi globalisasi.

Untuk itulah perlu difahami secara memadai makna empat pilar tersebut, sehingga kita dapat memberikan penilaian secara tepat, arif dan bijaksana terhadap empat pilar dimaksud, dan dapat menempatkan secara akurat dan proporsional dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berikut disampaikan secara singkat (a) arti pilar, (b) pilar Pancasila, (c) pilar UUD 1945, (d) pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia, (e) pilar Bhinneka Tunggal Ika, serta (f) peran dan fungsi empat pilar dimaksud dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Namun sebelumnya, ada baiknya bila kita merenung sejenak bahwa di atas empat pilar tersebut terdapat pilar utama yakni Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Tanpa adanya pilar utama tersebut tidak akan timbul adanya empat pilar dimaksud. Antara proklamasi kemerdekaan, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dilukiskan secara indah dan nyata dalam lambang negara Garuda Pancasila.

Sejak tahun 1951, bangsa Indonesia, dengan Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951, menetapkan lambang negara bagi negara-bangsa yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Ketetapan tersebut dikukuhkan dengan perubahan UUD 1945 pasal 36A yang menyebutkan: ”Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.” Lambang negara Garuda Pancasila mengandung konsep yang sangat esensial dan merupakan pendukung serta mengikat pilar-pilar dimaksud. Burung Garuda yang memiliki 17 bulu pada sayapnya, delapan bulu pada ekornya, 45 bulu pada leher dan 19 bulu pada badan di bawah perisai, menggambarkan tanggal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perisai yang digantungkan di dada Garuda menggambarkan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara, ideologi bangsa dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sementara itu Garuda mencengkeram pita yang bertuliskan ”Bhinneka Tunggal ika,” menggambarkan keanekaragaman komponen bangsa yang harus dihormati, didudukkan dengan pantas dan dikelola dengan baik. Dengan demikian terjadilah suatu kesatuan dalam pemahaman dan mendudukkan pilar-pilar tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia mengandung konsep dan prinsip yang sangat mendasar yakni keinginan merdeka bangsa Indonesia dari segala macam penjajahan. Tidak hanya merdeka atau bebas dari penjajahan fisik tetapi kebebasan dalam makna yang sangat luas, bebas dalam mengemukakan pendapat, bebas dalam beragama, bebas dari rasa takut, dan bebas dari segala macam bentuk penjajahan modern. Konsep kebebasan ini yang mendasari pilar yang empat dimaksud.

Silahkan baca lebih lanjut untuk lebih memahami empat pilar dimaksud dengan mengklik disini.

Saturday, November 16, 2013

Mengapa wanita harus berjilbab?

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu. Sahabat sholeh sholehahku, ada hal yg membuat kalian tidak nyaman tetapi wajib kusampaikan karena sayangku pada kalian karena Allah. Inilah di antara alasan mengapa wanita mukminat berjilbab.

1. Tujuan hidup seorang mukmin adalah Keridhoan Allah, "Ath thooah baabur ridho" taat berjilbab itu pintu di antara pintu keridhoan Allah. "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri mukminin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal dan tidak mudah diganggu (QS 33:59).

2. Taat kepada Rasulullah, "Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah haidh, tidak boleh baginya menampakkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja" (Muttafaqun alaihi).

3. Karena ingin selamat di akhirat, sungguh siksa pedih bagi mereka yang buka auratnya di akhirat. "Para wanita yang berpakaian tapi telanjang (tipis atau tidak menutup seluruh aurat), berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya." (HR. Abu Dawud)

4. Ingin amal ibadah diterima, "Tidak diterima salat perempuan yang sudah haidh (balighah) kecuali dengan menutup auratnya" (HR Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Maja)

5. Pembeda dirinya dengan yang lain dan sebagai syiar wanita mukminat (QS 33:59)

6. Selamat dari tipudaya syetan, "Maka Syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya yang tertutup dari mereka yaitu auratnya .." (QS 7:20)

7. Auratku hanya untuk yang Allah halalkan (QS 24:31).

Sahabatku mari kita ambil hikmah kisah berikut. Mr John Parke bertanya: "Kenapa dalam Islam wanita tidak boleh jabat tangan denga pria?" Syaikh menjawab: "Bisakah kamu berjabat tangan dengan ratu Elizabeth? Lelaki Inggris menjawab: "oh tentu tidak bisa! cuma orang-orang tertentu saja yang bisa berjabat tangan dengan ratu", Syaikh tersenyum dan berkata: "Wanita-wanita kami (Kaum muslimin) adalah para ratu, dan ratu tidak boleh berjabat tangan dengan pria sembarangan (yang bukan mahramnya)", lalu lelaki Inggris bertanya lagi, "Kenapa perempuan Islam menutupi tubuh dan rambut mereka?", Syekh tersenyum dan punya dua permen, ia membuka yang pertama terus yang satu lagi tertutup. Dia melemparkan keduanya ke lantai yang kotor. Syaikh bertanya: "Jika saya meminta anda untuk mengambil satu permen, mana yang anda pilih?", Lelaki Inggris menjawab: "Yang tertutup", Syeikh berkata: "itulah cara kami memperlakukan dan melihat perempuan kami". SubhanAllah bahagia kita sebagai umat nabi Muhammad.

Jangan jadi alasan atau contoh wanita berjilbab yang berakhlak buruk, itu wanita yang belum faham dan beriman utuh ajaran Islam. Teladanilah wanita mukminat yang berjilbab dengan kemuliaan akhlak. "Semoga sahabat wanita yang belum berjilbab suatu saat kalian atas hidayah Allah menutup aurat kalian...amin".

M. Arifin Ilham
http://www.merdeka.com/ramadan/mengapa-wanita-harus-berjilbab.html

JUDUL NOVEL

KISAH PEREMPUAN BAU LAWEYAN # 1

Kisah Perempuan Bahu Laweyan Yang Menikahi 9 Laki-laki  #01 WAJAHNYA tampak segar. Dia baru mandi dibawah pancuran air gunung Penanggungan. ...

POSTING POPULER